Tulisan ini cuma buat sharing ajah... biar kita lebih berhati2..JGN MAU KALO DITAWARIN SOUVERNIR2 KECIL TAPI HARUS ISI DATA DI COUNTER.. !!!
Walaupun ga berhasil mereka tipu, just wanna share aja..
Awalnya lagi jalan2 di Mall Taman Anggrek, tgl 11 Mei 2011. Nah ada pameran peralatan rumah tangga modern dan minimalis dengan nama AOWA. Beberapa SPG dan SPB pun tersebar di beberapa penjuru sekitar stand tersebut untuk menarik perhatian para pengunjung, dengan memberikan Fruit Peeler (pengupas buah) Gratiss.
Awalnya, gw acuh saja, tapi karena dy bilang gratis, di bawa aja untuk promosi.. ya udah.. gw pikir ga ada rugi nya. TERNYATAAA.... disinilah mulai sandiwaranya. gw hanya diminta untuk mengisi buku tamu, untuk laporan selama pameran mereka di Mall tersebut. ya sudah, gw isi aja pake nama samaran dan telp asal.sambil isi buku tamu didampingi 2 orang diantara mereka, mereka tanya2 segala macam dengan diselingi pujian2 lebay.
Pertanyaan mereka seputar : nama Bank Account saya, Karu Kredit yang saya pakai. pas dah mao pergi... salah seorang SPB mencoba mengalihkan perhatian gw dengan men-demo kan cara pakai Kompor Induksi yang dibilang hebat, tanpa gas, aman, tidak panas, cepat buat memasak, dll.
Karena memang ga berminat (apalagi setelah mengetahui harga nya 10jt), gw dah bner2 mao pergi tu. Eh, SPB nya kemudian memberikan saya voucher, katanya bisa dipake buat belanja produk mereka kapan2, ga harus hari ini. gw pikir paling senilai 50rb, sementara harga produk nya minimal 5 jt. pas gw buka vocer buluk itu, ada gambar kompor induksi.
Nah mulai disitu, tambah seru ni sandiwara nya :
Sales 1: (melotot, seakan tak percaya) : “Waaahhh, ini dapat kompor gratis!”
***beberapa sales datang, berdecak kagum, sampe melotot melotot gt matanya, bilang betapa beruntung nya gw lah, hoki bner, ada yang minta ditraktir lah ***
Sales 2: “yang benerr?? coba lihat… wah iya bener loh.. hoki banget dapat kompor yang ini” (sambil menunjuk-nunjuk kompor induksi yang dari tadi saya lihat demonya). Ayo belajar dulu cara pakai nya, ntar kompor nya dikasi, tapi syarat nya harus bisa cara pakai nya yak.. !!
**** sambil saya diajarin lagi cara pakai tu kompor, tampak 2 sales tersebut mencoba menelpon ke no yang gw isi dibuku tamu tadi, karena gw isi no asal, n takut ketauan, gw pura2 mencari hp gw seakan2 ada telp masuk, tapi ga gw angkat, karena sibuk dengerin demo cara pakai kompor****
Sales 3 : saya coba hubungin kantor pusat dulu ya, buat konfirmasi, apakah kakak beneran dapet hadiah ini, soalnya ini buat Bonussss!! dan ini cuma ada 20 buah. ga tau sekrg masih ada apa ga. (trus bertampang serius nelp gt).dan gak lama kmudian, gw disodorin hp esia, trus disuruh ngomong sama pimpinan nya karena kaget ada yang dapet bonus kompor induksi nya. trus mulai ditanya2 dech :
Sales 4 (pimpinan di telp): “halo dengan siapa saya berbicara?
gw : (karena tadi gw nulis namanya shinta gw jawab aja shinta)
Sales 4 (pimpinan di telp): Anda dapat kompor induksi loh. tadi ambil sendiri undiannya atau dibantu oleh orang kami pak?"
gw :“Saya ambil sendiri”
Sales 4 (pimpinan di telp): “Benar ya …. Bukan ditunjukin sama teman saya ini?”
Saya: “Iya, saya ambil sendiri”
Sales 4 (pimpinan di telp): kakak hokinya gede ya? Kalau ikut undian sering menang ya ?”
Saya: “Hehhehe... "(ketawa kepaksa) ** mikir : duh gmn cara nya gw kluar dari sandiwara ini**
Sales 4 (pimpinan di telp): kakak, ntar cara ambil kompor nya ada di tulis pada vocer nya ya, nanti akan dijelaskan sama staff di counter, terimakasih”.
akhirnya gw ditanya2 lagi, apa punya kartu kredit? ada master card atau visa ga? (ya iyalah.. mank ada logo apalagi kalo kartu kredit di Indo... SWT), udah 2 tahun belum pake kartu kredit nya? dll... sambil terus memuji2 dan kasi jokes2 ga penting..
Sales 1 : karena kakak punya kartu kredit, nanti kami kasi hadiah langsung pemanggang.
gw dah males, jadi gw bilang mao buru2 nih... bisa lagsg aja ga ?
Sales 3 : "ini ga bisa buru2 di jelasinnya, ntar kakak malah ga ngerti lagi"
Sales 2: “Nanti kami minta Kakak difoto yah, minta senyum sama jempol nya dengan produk yang jadi hadiah ini. Tapi sebelumnya kami mohon ijin dulu, nanti fotonya kami pajang di iklan di majalah… Jadi bintang iklan lah. Tapi ngga kami bayar.” *sambil menunjukkan contoh iklan di majalah yang ngga jelas. di situ terpampang foto ibu dan anak-anaknya,
mengacungkan jempol… berfoto bersama dengan kompor induksi Aowa*
Sales 1: “kakak tahu ngga ini siapa?” *sambil menunjukkan foto bergambar Rudy Choirudin*
Saya : “Rudy Choirudin!”
Sales 1: “Selama ini dia yang jadi bintang iklan kami. Di acara memasaknya Rudy Choirudin di TV juga pakai kompor ini, tapi ternyata orang-orang lebih melihat Rudy dan masakannya ketimbang memperhatikan kompor.”
Sales 2: “Kakak mau tahu ngga kenapa kami bisa bagi-bagi kompor gratis? Jadi begini, ini sebenarnya adalah budget marketing kami. Daripada kami bayar tokoh seperti Rudy mahal-mahal, lebih baik dananya kami alihkan untuk membagi-bagikan kompor langsung ke masyarakat.”
Sales 1: “Tapi kami minta bantuan partisipasi dari Kakak ya…. Buat ikut mempromosikan produk kami ke teman-teman, tetangga dan saudara-saudara. Tapi nanti jangan bilang kompor dan rice cooker ini gratis. Nanti bisa pada 1 RT lagi ke sini (bukannya bgs ya?).”
Sales 2: “Jadi begitu kak cara promosi kami yang baru.”
Sales 1: “Untuk bisa membawa pulang hadiah-hadiah ini, kami minta partisipasi kakak buat membeli satu saja produk kami, seperti yang disyaratkan di vocer undian tadi” *sambil kembali membuka vocer “keberuntungan yang tadi”.”
Sales 1: “Ini daftar produk-produk yang bisa dipilih untuk dibeli.” *sambil membuka katalog produk berkategori A, B dan C.*
Sesuai dengan yang tertera di “vocer keberuntungan”, gw harus membeli satu produk dengan kategori A. Waktu gw intip di katalog tersebut, OMG, harga-harga barang di kategori tersebut berharga minimal Rp 7 juta. Mungkin karena membaca gelagat gw pasti ngga mau, mereka langsung menunjuk barang di kategori B, dengan harga Rp 5 jutaan.
Sales 1: “Kakak ambil yang ini aja kak, (sambil menunjuk ke gambar rice cooker harga 5,5 jt dan mengeluarkan rice cooker dari kotaknya). ini bukan rice cooker biasa ya kak, ini berat loooh.. dari apa gtt bahanya, trus byk pencetannya gt de, ada buat masak ikan, nasi, dll (** rice cookeer biasa juga bisa buat masak gituan)
Segala daya upaya mereka lakukan untuk meyakinkan bahwa gw ga rugi membayar satu barang ini. Mulai dari menyebut hanya dengan beli satu produk ini Kakak bisa bawa pulang 2 hadiah yang sudah kami berikan, sampai menunjukkan cara meringankan tagihan dengan fasilitas cicilan dari kartu kredit untuk tenor 6 bulan sampai 12 bulan.
Sales 1: “Kakak cuma bayar sekitar Rp 500 ribuan setiap bulannya, ngga berat kan ?”
Sales 2: “Ini tadi juga ada yang dapat, dia beli barang yang kategori A, beli pemurni air (water purifier), seharga Rp 7.xxx.xxx” *sambil menunjukkan slip penjualan dan struk transaksi kartu kredit dan tercatat bahwa si korban tsb adalah nasabah BCA*
Bah, kasihan sekali orang itu….. Akal-akalan aja sales ini pakai acara mencatat bahwa si korban beruntung dapat hadiah tambahan karena dia adalah nasabah BCA. Coba saja tunjukkan kartu kredit yang lain, dijamin, Anda pun akan dibilang beruntung karena mereka ada kerjasama dengan bank tersebut! Apa yang mereka lakukan tidak lain hanyalah teknik permainan psikologis agar calon korban terbuai bujuk rayu, belum lagi dengan lancarnya mereka berkomunikasi dan berekspresi seakan kaget, dan sebagainya.kemudian gw juga berpikir, ya mungkin aja itu mereka yang isi sendiri, buat meyakinkan kita kalo udah ada yang beli kog. ** sambil trus memperlihatkan iklan2 AOWA di majalah2 buluk ntah dari tahun berapa itu... ada byk foto2 org yang senyum kasi jempol... ckkckckc.... korban penipuannya dah byk bgt.. kasian...
Akhirnya gw bilang, ga de mba makasih, saya harus buru2 udah ditunggu sama keluarga saya di gramedia bawah, sambil pura2 menerima telepon. Mereka masih berusaha menahan, trus gw bilang aja, saya mesti rembuk dulu sama keluarga buat bli barang-barang ginian.dan buru2 pergi, dengan membawa hadiah suvenir pengupas buah nya.. wkakaka... mreka semua tampak kecewa... BODO AMAT!!!!
Dari kejadian ini, dan hasil browsing yang gw dapatkan ternyata sudah banyak banget yang kena tipu, bahkan parahnya ada yang digesek kartu kredit nya tanpa izin, awalnya cuma pinjam kartu kredit buat cocoking no blkgnya (ntar bisa dapet hadiah tambahan gt katanya), gw menganalisa bahwa Sasaran & Intrik yang mereka pergunakan adalah :
- hadiah2 kecil untuk menarik hati sasaran korban
- Orang yang sendirian (tapi yang ber dua pun ada yang jadi sasaran )
- memberi pujian2 & sanjungan yang berlebihan
- mengisi angket, yang sesungguhnya mereka pakai waktu tersebut untuk wawancara.(untuk mengukur kemampuan / daya beli mangsa )
- sasaran mereka adalah yang punya Kartu Kredit
- menonjolkan Undian ( jadi bukan produk unggulan dari barang yang dijual)
- minta Kartu kredit untuk cocokkan angka, lalu tanpa sepengetahuan kita mereka mengecek sisa limit kartu, lantas menggesek nya tanpa persetujuan
- Ucapan2 selamat, membuat diri kita seakan mendapat Mega Bonus beneran.
- suasana hiruk pikuk dengan teriakan2, sehingga kita tidak bisa berpikir dengan sehat.
menggerumuni tidak memberi kesempatan sasaran untuk diskusi dg teman,atau kenalan
- Dalam kwitansi yang kita terima ( bermeterai ) ada tertulis 1 hal yang rada aneh : kedua belah pihali ual & pembeli ) telah menyetujui transaksi tersebut diatas tanpa adanya paksaan dari pihak luar manapun & dalam keadaan sehat jasmani & rohani.
Praktek ini setidaknya sudah mereka lakukan mulai dari tahun 2005, tersebar di indonesia, malaysia, dll. bahkan ada blog yang menyatakan berhasil memenangkan perkara ini setelah maju ke meja hijau. ckckckckkc... aneh nya, YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) sepertinya sudah cape menangani kasus ini di pengadilan, tapi tidak ada kebijakan untuk segera menutup perusahaan ini.
Ada banyak blog yang kontroversi akan sebutan "penipuan" ini. mereka bilang ya itu adalah trik marketing, dll. tapi menurut pribadi gw, kalo emang produk nya bagus, buat apa dy sampe bohong dengan kata2 dapet bonus gede, dan hanya ada 20 biji, padahal dihari yang sama itu, smua org yang datang akan mendapat kan kartu yang sama. Dan kalo emang yakin produk mereka OK, tidak perlu takut, pembeli pun akan datang dengan sendiri nya. lihat saja produk-prosuk elektronik lain seperti : Sharp, Panasonic, LG, Sony, Elextrolux, dll. Sukses tanpa cara-cara licin seperti itu.
